Boleh jika kita saling bertemu?
Boleh jika kita saling bertopang dagu?
Boleh jika kita tidak saling terbelenggu?
Terbelenggu atau tidak,
terbelah atau tidak, kita masih sama, pikiran kita tidak akan sempat kalah ramai dengan hiruk-pikuk kota yang menjadi tuju.
“Ayo nyalakan kembang api”
“Tapi bukankah kita sudah terlalu ramai?”
“Lalu, menurutmu apa kita diperbolehkan untuk menjadi sepi?”
“Makin jauh tempat berpijak, semakin riuh juga angin yang bertindak.”